Maraknya barang plastik cetak 3D di masa pandemi COVID

Pencetakan 3D adalah sistem desain yang dikendalikan komputer dan menggunakan bahan seperti plastik untuk merancang dan membuat objek fisik. Mudahnya kreasi benda-benda lokal, khususnya alat-alat kesehatan, dapat meringankan beban tenaga kesehatan di tengah pandemi COVID yang sedang berlangsung.

Peran plastik dalam pencetakan 3D

Teknologi pencetakan 3D telah ada selama beberapa dekade, dan banyak organisasi dan peneliti menggunakan plastik yang dapat difoto untuk membuat model dan objek 3D.

Namun, salah satu metode pencetakan 3D plastik yang paling umum adalah membuat filamen yang menyatu. Dalam proses ini, filamen termoplastik dimasukkan ke dalam printer 3D dan dilebur dan diterapkan lapis demi lapis ke objek cetak 3D.

Penggunaan 3D printing selama pandemi COVID

Karena pandemi yang sedang berlangsung, banyak rumah sakit dan pusat perawatan dibebani dengan permintaan APD dan peralatan medis khusus. Rantai pasokan global juga mengalami gangguan dalam beberapa bulan terakhir, membuat pemindahan peralatan penting menjadi tantangan.

Barang cetakan 3D plastik tidak mengalami gangguan seperti itu. Mereka dapat dibuat secara lokal dan bisa menjadi solusi ideal untuk masalah seperti itu.

Pencetakan 3D telah digunakan untuk memenuhi meningkatnya permintaan akan dukungan ventilator, dan beberapa organisasi di seluruh dunia telah merespons dengan alternatif cetak 3D.

Misalnya, pembagi plastik telah dicetak 3D untuk memungkinkan banyak pasien menggunakan satu ventilator. Printer 3D juga telah digunakan untuk membuat pelindung wajah plastik dan merancang masker wajah yang pas. Selain itu, objek plastik cetak 3D juga dapat didaur ulang dengan cara melelehkannya menjadi bentuk polimer aslinya. Mereka kemudian dapat digunakan kembali dalam pencetakan 3D.

Karena kemampuan beradaptasi dan kecepatan pencetakan 3D, tempat penampungan sementara yang terbuat dari kain PVC juga telah dibuat selama pandemi. Mereka digunakan dalam situasi di mana rumah sakit kewalahan dengan pasien dan kesulitan mengisolasi mereka. Tempat penampungan semacam itu segera disediakan, dengan manfaat tambahan berupa relokasi dan transportasi yang mudah.

Aplikasi yang kurang langsung dari barang-barang cetakan 3D plastik yang relevan dengan pandemi melibatkan pembuatan peralatan pelatihan untuk pekerja medis. Sebagai contoh, sebuah perusahaan di Singapura mengembangkan boneka manikin tembus pandang yang dicetak 3D bagi peserta pelatihan untuk berlatih mengumpulkan swab untuk tes COVID.

Kesimpulan

Seperti yang Anda lihat, teknologi pencetakan 3D telah lazim selama pandemi dan akan tetap ada. Plastik memungkinkan produsen untuk merancang dan memproduksi barang-barang penting secara lokal dan dalam jumlah besar. Plastik juga menawarkan banyak keuntungan karena murah, serbaguna, tahan lama, ringan dan tahan air, menjadikannya bahan yang ideal untuk pencetakan 3D.

Sumber:

https://www.news-medical.net/health/The-Rise-of-3D-Printing-in-the-COVID-19-Pandemic.aspx

Syaqila

Posting Komentar

Top Ads

Middle Ads 1

Middle Ads 2

Bottom Ads